
Pengumuman Nominasi Festival Film Pendek Sumedang 2025
Sumedang, 23 November 2025, 5th Annual Sumedang Short Film Festival (SSFF) 2025 secara resmi mengumumkan daftar film yang berhasil masuk ke dalam nominasi lima kategori. Pengumuman prestisius ini dilangsungkan pada Minggu, 23 November 2025, bertempat di Command Center Room IPP Sumedang. Festival Film yang kini berskala ASEAN dan Australia ini telah menerima 303 film pendek yang berkompetisi, menunjukkan vitalitas luar biasa dari sinema regional yang sejalan juga dengan tema SSFF 2025 pada edisi tahun ini yaitu “Southeast Solidarity”.
SSFF 2025 menjadi jembatan berbagai budaya melalui karya sinematik yang beragam khususnya di kawasan negara ASEAN & Australia. Walaupun memiliki total enam kategori penghargaan, fokus pengumuman nominasi SSFF 2025 adalah lima kategori utama yang telah selesai dinilai secara komprehensif oleh tim kuratorial SSFF 2025. Keenam kategori tersebut adalah Best Local, Best Documentary, Best Fiction (Animation), Best Fiction (Live Action), Special Awards for Promoting Diversity, dan The Special Jury Prize.
Setelah melalui proses kurasi yang berlangsung selama 2 Minggu oleh M. Rijal Anshoruddien, S.Sn., dan Raden Bayu, S.Sn., selaku kurator, berikut adalah film-film yang berhasil masuk menjadi nominasi di lima kategori penghargaan Sumedang Short Film Festival 2025:
Best Local
Film yang berhasil masuk menjadi nominasi dalam kategori ini adalah A Boy Called Asep, Hajat Lembur, Just Alone But Not Lonely, Killing Machines, dan Menjaras Memori Kolektif.
Best Documentary
Film yang berhasil masuk menjadi nominasi dalam kategori ini adalah African Roots: The Hearts of Little Black Sheep, Hikayatussistance, Kujang Sasaka Bwaga Sunda, Silent Battle, The River Flows in Different Places, dan Twilight Without Ghost.
Best Fiction (Animation)
Film yang berhasil masuk menjadi nominasi dalam kategori ini adalah Aneka Kue, Time Capsule, The Tale of Tran Thanh Duong, dan The Vanishing of Fireflies.
Best Fiction (Live Action)
Film yang berhasil masuk menjadi nominasi dalam kategori ini adalah An Artist Cursed, Donation Box, Fish: Please, Inferno in the South, Nadir, Purusa: Wedding Sacred, Vivid, dan Writhing Maggots.
The Special Awards for Promoting Diversity
Film yang berhasil masuk menjadi nominasi dalam kategori ini adalah Anybody is Nobody to Somebody, The Rivers Flow in Different Place, Sisenta, dan The Tales of Two Nomads.
Film-film yang sudah masuk ke dalam 5 Nominasi Kategori Penghargaan, selanjutnya akan memasuki proses penjurian untuk menentukan pemenang dari setiap masing-masing kategori penghargaan dan akan diumumkan pada tahapan Awarding Night Sumedang Short Film Festival 2025, yang akan digelar pada tanggal 3 Desember 2025.
Integritas penilaian akan dipimpin oleh tim dewan juri dengan pandangan luas terhadap sinema regional dan global yaitu:
Matthias Hektor Ventker
Matthias Hektor Ventker adalah direktur Goethe-Institut Bandung. Goethe-Institut merupakan lembaga budaya Jerman yang aktif dalam mempromosikan bahasa dan kebudayaan Jerman. Beliau juga seorang filmmaker, aktor hingga pianis yang berbakat.
Mahatma Putra
Mahatma Putra merupakan founder dari Anatman Pictures, seorang sineas Indonesia peraih penghargaan internasional yang menggabungkan praktik mindfulness dalam gaya penyutradaraannya untuk menginspirasi penonton agar berefleksi melalui aksi-aksi kecil sehari-hari.
Yoshimasa Higashi
Seorang individu kreatif multi-bidang dari Jepang yang memiliki latar belakang mendalam dalam seni visual, film (termasuk animasi), dan manga, serta pengalaman mengajar dan penelitian budaya internasional yang luas, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara.
Selain mengumumkan film-film yang masuk ke dalam nominasi, SSFF 2025 juga mengundang masyarakat umum untuk menyaksikan film-film terpilih melalui sesi Screening dan Exhibition yang diadakan di berbagai lokasi ikonik di Sumedang. Setiap sesi pemutaran dikemas dengan tema unik untuk memberikan pengalaman menonton yang berbeda.
Screening dan Exhibition akan dimulai pada Senin, 1 Desember 2025, di Limasan’s Finest yang dikenal dengan nuansa vintage-nya. Sesi ini didedikasikan untuk Special Awards for Promoting Diversity dengan menayangkan empat film nominasi khusus, yakni: Anybody is Nobody to Somebody, The Rivers Flow in Different Place, Sisenta, dan The Tales of Two Nomads. Selain itu, penonton juga akan disuguhi film fiksi pilihan (An Artist's Curse dan Donation Box), dokumenter Silent Battle, dan film dari Goethe Indonesian Series, No One Around Couples Therapy.
Pada hari kedua Screening, Selasa, 2 Desember 2025, festival akan bergeser ke Kausa, sebuah ruang kreatif yang terletak di jantung Sumedang. Hari kedua ini berfokus pada Jelajah Realita & Fiksi Populer, menampilkan film-film Dokumenter Terbaik seperti African Roots dan Hikayatussistance, serta Fiksi Terbaik seperti Fish, Please dan Inferno in The South. Pemutaran akan dilengkapi dengan film dari Goethe International Series, Füxe Laila Di Maggio.
Rabu, 3 Desember 2025, menjadi hari spesial karena Screening dan Exhibition akan dibawa ke kawasan utara Sumedang, tepatnya di Objek Mata Air Cigirang, Buahdua. Sesi Lokalitas & Fantasi Animasi ini akan menayangkan karya-karya film lokal terbaik, termasuk: A Boy Named Asep Badai, Hajat Lembur, Just Alone But Not Lonely, Killing Machine, dan Menjaras Memori Kolektif. Penonton juga akan menikmati Fiksi Animasi Terbaik, di antaranya: Aneka Kue, The Tale of Tran Thanh Duong, Time Capsule, dan The Vanishing of Fireflies.
Puncak Screening dan Exhibition akan ditutup pada Kamis, 4 Desember 2025, di Eco Park Tampomas Sumedang. Sesi Penutup Festival ini akan menampilkan lini film pilihan terbaik, yaitu: Kujang Sasaka Bwaga Sunda, Twilight Without Ghost, Nadir, Purusa, The Wedding Sacred, Vivid, dan Writhing Maggots, diakhiri dengan pemutaran spesial dari Goethe Indonesian Series, Lost Boys Part 1 & 2.
"Tingginya angka partisipasi dari ASEAN dan Australia menegaskan posisi SSFF 2025 sebagai platform penting. Film-film yang masuk nominasi hari ini adalah bukti bagaimana isu dan cerita dari kawasan kita mampu berbicara dengan bahasa sinema yang universal. Kami sangat antusias menyambut para sineas dan audiens di rangkaian Screening dan Exhibition serta Awarding Night," ujar Khrisna Refiaji selaku Festival Director SSFF 2025.
Anggun Gunara selaku Pimpinan Produksi pun mengatakan bahwa "Menyelenggarakan festival dengan skala ASEAN dan Australia yang menerima 303 film kompetisi adalah pencapaian logistik yang luar biasa. Tema ‘Southeast Solidarity’ benar-benar tercermin dalam semangat kerja tim kami dan kolaborasi dengan berbagai pihak di Sumedang. Tantangan terbesar kami adalah memastikan setiap film, dari kurasi hingga pemutaran, mendapatkan perlakuan teknis yang sempurna. Lokasi-lokasi screening yang ikonik—mulai dari Limasan’s Finest hingga Eco Park Tampomas—adalah upaya kami untuk membawa sinema kembali ke ruang publik yang beragam. Kami siap untuk menghadirkan pengalaman menonton terbaik menjelang malam puncak Awarding Night pada 3 Desember 2025."
Dengan diumumkannya daftar nominasi ini, 5th Annual Sumedang Short Film Festival 2025 telah memasuki babak penentuan. “Southeast Solidarity” bukan hanya tema, melainkan semangat yang terwujud dalam keragaman narasi sinematik yang akan disaksikan. Kami mengundang seluruh masyarakat, pegiat film, serta perwakilan dari ASEAN dan Australia untuk menjadi bagian dari perjalanan apresiasi budaya ini, baik melalui sesi Screening dan Exhibition yang unik di berbagai lokasi ikonik Sumedang, maupun pada malam puncak Awarding Night yang prestisius pada 3 Desember 2025. Mari kita rayakan energi baru sinema regional dan menyaksikan lahirnya karya-karya terbaik yang akan membawa nama Sumedang dan kawasan Asia Tenggara ke panggung dunia.
Posting Komentar