![]() |
Foto penyerahan dari Perpusnas ke Pemprov Jabar. Foto: Portal Jabar |
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) RI menyerahkan sertifikat register Memory of The World (MoW) yang dikeluarkan UNESCO atas naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian kepada Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat Dra. Hj. I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka.
Penyerahan tersebut diawali dengan pembacaan Prolog Naskah oleh Kepala Biro Humas Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Dr. M. Sumitro.
Penyerahan ini tentunya disaksikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Wakil Gubernur Erwan Setiawan, dan Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat, pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Provinsi Jawa Barat, di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (19/8/2025).
Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian merupakan naskah Sunda Kuno koleksi Perpusnas RI yang ditulis pada tahun 1518, dan telah diregistrasi sebagai Memory of the World pada Bulan Maret 2025, dan menjadi naskah Sunda pertama yang tercatat sebagai MoW oleh UNESCO.
Sanghyang Siksa Kandang Karesian merupakan sejenis ensiklopedi Sunda pada abad ke-16, yang di dalamnya sarat akan gambaran kekayaan rohani budaya Sunda, ajaran luhur etika dan moral, mencerminkan keluasan hubungan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Sunda dengan bangsa-bangsa lain.
Tujuan utama program Memory of the World adalah untuk melestarikan warisan dokumenter dunia yang berharga, serta memastikan akses universal terhadapnya. Program yang dicanangkan oleh UNESCO, bertujuan untuk mencegah hilangnya koleksi dokumen berharga di seluruh dunia dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan dokumenter.
Pengakuan dunia terhadap Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian menegaskan pentingnya warisan literasi Nusantara sekaligus menjadi kebanggaan bagi Jawa Barat. Kehadiran naskah tersebut diharapkan semakin memperkuat upaya pelestarian budaya, literasi, dan sejarah bangsa.
Filolog Anggi Endrawan menilai naskah kuno Sunda Sang Hyang Siksa Kandang Karesian dinilai bukan sekadar catatan sejarah, melainkan pedoman hidup yang memuat nilai-nilai kemanusiaan dan tata kelola pemerintahan pada masa kerajaan di Tatar Sunda yang relevan hingga masa kini.
"Tidak ada satu pun nilai-nilai kemanusiaan dalam naskah ini yang bertentangan dengan aturan modern. Justru bisa memperkuat identitas dan karakter bangsa," kata Anggi di Bandung, Selasa dilansir dari Antara.
Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian, diungkapkannya ditemukan di Kabuyutan Ciburuy, Garut, namun diduga memiliki keterkaitan kuat dengan Kabupaten Sumedang, yang hingga kini tercatat masih menyimpan ratusan naskah kuno.
"Sumedang baru satu kali pencarian saja sudah menemukan lebih dari 100 naskah, totalnya 190. Ini membuktikan bahwa Sumedang adalah pusat intelektual sejak zaman kerajaan. Mereka sudah menghasilkan buku jauh sebelum era modern," ucapnya.
Posting Komentar