![]() |
Gambar ilustrasi banyak pikiran |
Jagat maya diramaikan oleh sebuah klaim dari Jepang: 90 persen penyakit berasal dari pikiran, hanya 10 persen dari makanan. Pernyataan ini dikaitkan dengan penelitian dan pemikiran Dr. Masaru Emoto, seorang peneliti asal Jepang yang dikenal eksperimennya di udara. Klaim ini memicu rasa penasaran sekaligus mencakup: benarkah pikiran manusia begitu berkuasa atas tubuhnya?
Dalam bukunya The Healing & Discovering the Power of Water, Emoto menulis bahwa kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh kondisi mental dan emosional. Emosi seperti marah, dendam, stres, hingga kesepian yang diyakini bisa menggerogoti sistem kekebalan tubuh, memicu gangguan organ, hingga penyakit serius. Sebaliknya, pikiran positif dianggap mampu menjaga keseimbangan tubuh dan memperkuat daya tahan.
Meski menarik, klaim “90% penyakit berasal dari pikiran” menuai kritik. Banyak kalangan ilmiah menilai angka tersebut tidak didukung bukti penelitian empiris. Eksperimen Emoto tentang kristal air, misalnya, dianggap sulit direplikasi dan lebih dekat ke ranah pseudosains.
Namun, penelitian medis memang mengakui adanya hubungan erat antara stres, pikiran, dan kesehatan fisik. Stres kronis terbukti dapat meningkatkan kadar hormon kortisol, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan memicu penyakit seperti hipertensi, gangguan pencernaan, hingga penyakit jantung.
Dalam dunia medis, fenomena ini dikenal dengan istilah penyakit psikosomatik —ketika gejala fisik dipicu atau diperparah oleh kondisi psikologis. Ada pula efek plasebo (keyakinan positif mempercepat penyembuhan) dan nocebo (pikiran negatif justru mengaktifkan kondisi). Hal ini menunjukkan bahwa pikiran memang memiliki pengaruh yang signifikan, meski tidak bisa dijadikan satu-satunya faktor penyebab penyakit.
Menurut National Health Resource Network, sekitar 70–90% pasien kunjungan ke dokter terkait stres. The American College of Family Physicians juga menyebut bahwa stres adalah salah satu faktor pemicu terbesar gangguan kesehatan.
Artinya, meskipun klaim Emoto bisa dianggap berlebihan, pesan utamanya tetap relevan: menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga pola makan dan gaya hidup.
Klaim bahwa “90% penyakit berasal dari pikiran” mungkin belum sepenuhnya bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun, ia memberi pengingat berharga: kesehatan fisik dan kesehatan mental tidak dapat dipisahkan . Pikiran yang sehat, tenang, dan positif bisa menjadi obat pencegah paling sederhana—dan mungkin juga paling ampuh—untuk tubuh kita.
Posting Komentar