Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon secara resmi membuka Pameran “NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat pada Senin, 21 Juli malam.
Pameran ini menghadirkan karya seni yang berkaitan dengan Perang Diponegoro, berupa lukisan, patung, instalasi, sketsa, dan seni media (Imersif, Augmented Reality, Video). Selain itu, ada juga artefak berupa arsip, naskah, koin, dan buku-buku terkait Perang Diponegoro.
“Pameran NYALA ini adalah kesempatan kita membaca ulang makna dan dampak budaya dari Perang Diponegoro lewat pameran seni kontemporer,” kata Fadli Zon dalam pidatonya dalam acara peresmian pameran.
Menyoroti karya seni yang dihadirkan, Fadli menyampaikan apresiasinya. Kehadiran karya para seniman lintas generasi sekaligus jadi ajang masyarakat untuk melihat perjalanan seni Indonesia, khususnya seni rupa.
“Ada lukisan masterpiece yang jarang sekali dilihat oleh masyarakat secara langsung. Dan inilah kesempatan yang sangat penting, yaitu lukisan karya seorang tokoh yang paling hebat—saya rasa—dalam sejarah seni rupa Indonesia, yaitu Raden Saleh, dengan lukisannya, 'Penangkapan Diponegoro',” ujar Fadli.
Selain Raden Saleh, seniman lain yang karyanya dipamerkan dalam Pameran NYALA, antara lain Adryan Adinugraha x Fahira Herniman (Tab Space), Alfiah Rahdini, Aliansyah Caniago, Arafura, Arief Witjaksana, Basoeki Abdullah, Candrani Yulis, Daoed Joesoef, Fadrié (Fadriah Syuaib), Galam Zulkifli, dan Hardi.
Selain itu, ada juga I Wayan 'Kun' Adnyana, Irene Agrivina x HONF, Jompet Kuswidananto, Mahdi Abdullah, Misbach Tamrin, Nasirun, PATRA PADI, S. Sudjojono, Sutjipto Adi, Ugo Untoro, Yani Mariani Sastranegara, Yoes Rizal, Yosep Arizal, dan Yunizar.
Kehadiran pameran di Galeri Nasional Indonesia ini diharapkan dapat diapresiasi secara luas oleh publik sehingga semangat, nilai, dan warisannya menjadi bagian dalam kehidupan bersama.
"Saya mengajak generasi muda untuk hadir, menyelami, dan belajar dari kisah-kisah yang tersaji di pameran ini. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya," kata Fadli.
Pengunjung dapat menikmati pameran Nyala mulai tanggal 22 Juli hingga 15 September 2025, pukul 09.00-19.00 WIB, kecuali di hari libur nasional. Kehadiran pameran ini diharapkan dapat diapresiasi secara luas oleh publik sehingga semangat, nilai, dan warisannya menjadi bagian dalam kehidupan bersama.
"Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menyelenggarakan pameran ini. Semoga NYALA menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga nyala semangat kebangsaan dan kebudayaan Indonesia," kata Fadli.
Diiringi lantunan sasando, Fadli mengelilingi Pameran 'NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro' yang digelar di Gedung A Galeri Nasional Indonesia diikuti para tamu undangan. Pameran ini salah satunya menampilkan lukisan fenomenal karya Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, yang merupakan koleksi Istana Kepresidenan RI.
Dianggap sebagai ciri khas Romantisme dalam seni Asia Tenggara, lukisan ini merupakan lukisan bersejarah pertama oleh seniman Asia Tenggara yang menggambarkan peristiwa lokal dengan gaya Eropa.
Posting Komentar